Sekilas mengenai tarombo RAJA NAIRASAON :
SIRAJA BATAK, memiliki 2 orang putra, yaitu :
1. GURU TATEA BULAN
2. RAJA ISUMBAON
RAJA ISUMBAON, memiliki 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA
2. SIRAJA ASI-ASI
3. SANGKAR SOMALINDANG
TUAN SORIMANGARAJA, memiliki 3orang istri dan 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU ATING MALELA -----> SORBA DIJULU
2. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU BIDING LAUT -----> SORBA DIJAE
3. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU SANGGUL HAOMASAN ---> SORBA DIBANUA
----> SORBADIJAE / DATU PEJEL
sorbadijae adalah nama pemberian waktu dia lahir, dan karena pintar dalam hal pertabitan atau hadatuon maka sorbadijae dijuluki denga sebutan datu pejel. dan nama pemberian ini lah yang lebih akrab dipanggil yaitu datu pejel.
Datu Pejel datang dari Limbong menuju Sibisa manandang Hadatuon sembari menjalankan hobbinya “Marultop”. Ia sampai ke Sibisa karena mengejar-ngejar “Anduhur”. Menyadari usianya sudah mulai makin tua, datu Pejel melakukan semedi, memohon Kepada Mulajadi Na Bolon agar ia diberi jodoh. Tak lama setelah bersemedi, ia pun mendengar suara “martonun” ia pun penasaran lalu pergi melihatnya. Ia sangat terkejut sudah lama ia menetap di Sibisa tak pernah ia melihat orang. Ia pun menyadari bahwa Tuhan telah mengabulkan permintaanya. Perempuan ini di namai Boru Tantan Debata “Titisan Allah” karena Mulajadi Nabolon lah yg mengirimnya buat Datu Pejel. Singkat Cerita Boru Tantan Debata melahirkan seorang Putra menyerupai Kodok. (Bahasa Batak asli Sirasaon). Datu Pejel Tak terima anaknya seperti kodok ia pun membuangnya ke Bara agar mati dipijak kerbau milik mereka yg dikandangkan di Bara. Inilah pertengkaran Pertama antara Datu pejel dan Boru Tantan Debata. Boru Tantan Debata diam-diam mengambil anaknya dari bara dan di sembunyikan di Para-para rumah mereka.
Setiap kali pulang dari ladang boru Tantan debata heran melihat kayu bakar mereka yg di jemurnya sebelum berangkat ke ladang selalu tersusun rapi. Ia pun melakukan pengintaian, siapa gerangan yg melakukan semua itu. Namun Boru Tantan debata terkejut yg melakukan semua itu adalah seorang bocah yg cukup gagah dan setelah selesai menyusun kayu bakar ia masuk ke dalam rumah. Boru Tantan debata pulang ke rumah seperti biasa,ia melihat anaknya masih tetap “marruman Sirasaaon”. Namun dalam hati boru Tantan Debata sudah tau bahwa anaknya cukup Tampan.
Saat usia remaja Narasaaon pun di pertapakan Datu pejel di gunung Simanukmanuk (sebelah timur Sibisa-sebelah kiri menuju porsea dari Parapat) sekembalinya dari partapaon di simanukmanuk Datu pejel menyuruh nairasaaon ke limbong untuk “mangalap boru ni tulang na” Nairasaon pun berangkat ke Limbong. Namun setelah sampai di Limbong. Dari Tujuh boru ni Tulangnya tak satu pun yg mau jadi istri Nairasaon karena wajahnya yang seperti kodok. Suatu sore secara kebetulan boru Tulannya paling bungsu melihat Nairasaon pergi Mandi. Ia terpesona melihat ketampanan wajan Nairasaon. Ia menyadaRI BAHWA WAJAH NARASAON HANYA “RUMANG” (TOPENG) Hari ketiga Nairasaon pamit untuk pulang. Namun sebelum pulang Tulannya mengumpulkan ketujuh borunya. Dan menanya satu per satu dari boru I sampai boru VII. Boru I sampai boru ke VI tidak ada yg bersedia mereka tetap pada pendirian mereka saat pertama ditanyai orang tuanya. Sang Tulang pun menaya boru siampudan, boru sampudan pun menjawab “Naroa pe paribangki naroangku do i, au ra do gabe parsonduk ni anak ni nambori ki”. Akhirnya Narasaon pun di nikahkan dengan boru siampudan. Mengetahui Nairasaon cukup tanpan pada saat menjelang pesta pariban Nairasaaon yg 6 org lagi menuntut kepada orang tuanya kenapa mereka “Dilangkahi” adeknya. Sang Tulang pub menjawab “Hamu do da inang amanjua. Anggi do mangoloi ba moloi nasojadi be sirangan”.
Narasaon kembali ke Sibisa dan menetap di sana. Tiba pada saatnya Istri Nairasaon melahirkan. Namun yg dilahirkan berbentuk “Lambutan” (bulat) dan kembar. Mengetahui cucunya seperti itu Datu Pejel Marah dan membuang cucunya ke pansur Napitu. Boru Tantan Debata marah akan sikap suaminya Datu Pejel.Ia pun bersumpah tidak akan pernah di kuburkan berdekatan.(Bukti ada sampai saat ini di Sibisa kuburan Datu Pejel dan Boru Tantan debata di antari lembah kecil).”Ngaduahali di baeon ho hanssit rohangku. Di bolongkonko anak ku dohot pahompuku. “Ia pun menghentakkan kakinya,sambil berkata. Ingkon sirang do Tanomanku dohot ho. “Esok hari Boru Tantan debata pergi ke jurang pansur Napitu untuk mencari cucunya yg di buang Datu Pejel. Ia terkejut mendengar suara tangisan bayi cucunya. Kilat pada malam hari itu diyakininya telah membuka “lambutan cucunya.karena tidak tau siapa yg dulu lahir maka kedua bayi itu di namai Raja Mardopang{ bercabang} yakni Raja Mangatur dan Raja Mangarerak.
Narasaon terus menjalankan Tapanya di Simanuk-manuk. Dan tak pernah kembali lagi. Dan bagi pomparan Narasaon “Simanukmanuk di abadikan dalam Gondang Simanuk-manuk. Sebagai gondang pasiarhon dan gondang jujungan angka Nairasaon dan Boruna. Yang samapai saat ini Gondang Ini sangat populer di setiap pesta Narasaon Khususnya Sirait. Simanuk-manuk diabadikan dalam gondang gerak dalam tortor. Sampai saat ini hanya tinggal beberapa orang yg menguasai itu pun orang-orang yg memiliki jujungan.
Diantara mereka berdua (Raja Mangatur dan Raja Mangarerak) tidak tahu siapa si Abang-an dan si Adek-an sebab lahirnya pun berdampingan. Pernah dibuat dalam suatu Pesta adat Nairasaon manortor si Raja Mangarerak didepan tetapi Ogung tak dapat berbunyi dan Raja Mangatur didepan juga Ogung tak berbunyi. Dan dibuatnya Raja Mangrerak dikanan dan Raja Mangatur dikiri barulah bunyi ogung kedengaran. Itulah sebabnya sering disebut Raja Mangarerak Mangatur untuk Raja Mangarerak dan Raja Mangatur Mangarerak untuk si Raja Mangatur.
1. RAJA MANGATUR (yang berada di sebelah kiri balutan)SIRAJA BATAK, memiliki 2 orang putra, yaitu :
1. GURU TATEA BULAN
2. RAJA ISUMBAON
RAJA ISUMBAON, memiliki 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA
2. SIRAJA ASI-ASI
3. SANGKAR SOMALINDANG
TUAN SORIMANGARAJA, memiliki 3orang istri dan 3 orang putera, yaitu :
1. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU ATING MALELA -----> SORBA DIJULU
2. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU BIDING LAUT -----> SORBA DIJAE
3. TUAN SORIMANGARAJA / SIBORU SANGGUL HAOMASAN ---> SORBA DIBANUA
----> SORBADIJAE / DATU PEJEL
sorbadijae adalah nama pemberian waktu dia lahir, dan karena pintar dalam hal pertabitan atau hadatuon maka sorbadijae dijuluki denga sebutan datu pejel. dan nama pemberian ini lah yang lebih akrab dipanggil yaitu datu pejel.
Datu Pejel datang dari Limbong menuju Sibisa manandang Hadatuon sembari menjalankan hobbinya “Marultop”. Ia sampai ke Sibisa karena mengejar-ngejar “Anduhur”. Menyadari usianya sudah mulai makin tua, datu Pejel melakukan semedi, memohon Kepada Mulajadi Na Bolon agar ia diberi jodoh. Tak lama setelah bersemedi, ia pun mendengar suara “martonun” ia pun penasaran lalu pergi melihatnya. Ia sangat terkejut sudah lama ia menetap di Sibisa tak pernah ia melihat orang. Ia pun menyadari bahwa Tuhan telah mengabulkan permintaanya. Perempuan ini di namai Boru Tantan Debata “Titisan Allah” karena Mulajadi Nabolon lah yg mengirimnya buat Datu Pejel. Singkat Cerita Boru Tantan Debata melahirkan seorang Putra menyerupai Kodok. (Bahasa Batak asli Sirasaon). Datu Pejel Tak terima anaknya seperti kodok ia pun membuangnya ke Bara agar mati dipijak kerbau milik mereka yg dikandangkan di Bara. Inilah pertengkaran Pertama antara Datu pejel dan Boru Tantan Debata. Boru Tantan Debata diam-diam mengambil anaknya dari bara dan di sembunyikan di Para-para rumah mereka.
Setiap kali pulang dari ladang boru Tantan debata heran melihat kayu bakar mereka yg di jemurnya sebelum berangkat ke ladang selalu tersusun rapi. Ia pun melakukan pengintaian, siapa gerangan yg melakukan semua itu. Namun Boru Tantan debata terkejut yg melakukan semua itu adalah seorang bocah yg cukup gagah dan setelah selesai menyusun kayu bakar ia masuk ke dalam rumah. Boru Tantan debata pulang ke rumah seperti biasa,ia melihat anaknya masih tetap “marruman Sirasaaon”. Namun dalam hati boru Tantan Debata sudah tau bahwa anaknya cukup Tampan.
Saat usia remaja Narasaaon pun di pertapakan Datu pejel di gunung Simanukmanuk (sebelah timur Sibisa-sebelah kiri menuju porsea dari Parapat) sekembalinya dari partapaon di simanukmanuk Datu pejel menyuruh nairasaaon ke limbong untuk “mangalap boru ni tulang na” Nairasaon pun berangkat ke Limbong. Namun setelah sampai di Limbong. Dari Tujuh boru ni Tulangnya tak satu pun yg mau jadi istri Nairasaon karena wajahnya yang seperti kodok. Suatu sore secara kebetulan boru Tulannya paling bungsu melihat Nairasaon pergi Mandi. Ia terpesona melihat ketampanan wajan Nairasaon. Ia menyadaRI BAHWA WAJAH NARASAON HANYA “RUMANG” (TOPENG) Hari ketiga Nairasaon pamit untuk pulang. Namun sebelum pulang Tulannya mengumpulkan ketujuh borunya. Dan menanya satu per satu dari boru I sampai boru VII. Boru I sampai boru ke VI tidak ada yg bersedia mereka tetap pada pendirian mereka saat pertama ditanyai orang tuanya. Sang Tulang pun menaya boru siampudan, boru sampudan pun menjawab “Naroa pe paribangki naroangku do i, au ra do gabe parsonduk ni anak ni nambori ki”. Akhirnya Narasaon pun di nikahkan dengan boru siampudan. Mengetahui Nairasaon cukup tanpan pada saat menjelang pesta pariban Nairasaaon yg 6 org lagi menuntut kepada orang tuanya kenapa mereka “Dilangkahi” adeknya. Sang Tulang pub menjawab “Hamu do da inang amanjua. Anggi do mangoloi ba moloi nasojadi be sirangan”.
Narasaon kembali ke Sibisa dan menetap di sana. Tiba pada saatnya Istri Nairasaon melahirkan. Namun yg dilahirkan berbentuk “Lambutan” (bulat) dan kembar. Mengetahui cucunya seperti itu Datu Pejel Marah dan membuang cucunya ke pansur Napitu. Boru Tantan Debata marah akan sikap suaminya Datu Pejel.Ia pun bersumpah tidak akan pernah di kuburkan berdekatan.(Bukti ada sampai saat ini di Sibisa kuburan Datu Pejel dan Boru Tantan debata di antari lembah kecil).”Ngaduahali di baeon ho hanssit rohangku. Di bolongkonko anak ku dohot pahompuku. “Ia pun menghentakkan kakinya,sambil berkata. Ingkon sirang do Tanomanku dohot ho. “Esok hari Boru Tantan debata pergi ke jurang pansur Napitu untuk mencari cucunya yg di buang Datu Pejel. Ia terkejut mendengar suara tangisan bayi cucunya. Kilat pada malam hari itu diyakininya telah membuka “lambutan cucunya.karena tidak tau siapa yg dulu lahir maka kedua bayi itu di namai Raja Mardopang{ bercabang} yakni Raja Mangatur dan Raja Mangarerak.
Narasaon terus menjalankan Tapanya di Simanuk-manuk. Dan tak pernah kembali lagi. Dan bagi pomparan Narasaon “Simanukmanuk di abadikan dalam Gondang Simanuk-manuk. Sebagai gondang pasiarhon dan gondang jujungan angka Nairasaon dan Boruna. Yang samapai saat ini Gondang Ini sangat populer di setiap pesta Narasaon Khususnya Sirait. Simanuk-manuk diabadikan dalam gondang gerak dalam tortor. Sampai saat ini hanya tinggal beberapa orang yg menguasai itu pun orang-orang yg memiliki jujungan.
Diantara mereka berdua (Raja Mangatur dan Raja Mangarerak) tidak tahu siapa si Abang-an dan si Adek-an sebab lahirnya pun berdampingan. Pernah dibuat dalam suatu Pesta adat Nairasaon manortor si Raja Mangarerak didepan tetapi Ogung tak dapat berbunyi dan Raja Mangatur didepan juga Ogung tak berbunyi. Dan dibuatnya Raja Mangrerak dikanan dan Raja Mangatur dikiri barulah bunyi ogung kedengaran. Itulah sebabnya sering disebut Raja Mangarerak Mangatur untuk Raja Mangarerak dan Raja Mangatur Mangarerak untuk si Raja Mangatur.
2. RAJA MANGARERAK (yang ada di sebelah kanan)
RAJA MANGATUR anaknya SITORUS, SIRAIT, dan BUTARBUTAR
RAJA MANGARERAK anaknya MANURUNG
Raja Mangatur beristri Deak Bintang Harugasan br Sagala anaknya 3
1. Raja Toga Sitorus beristri Pinta Omas Palangki br Sagala anaknya 3.
. Pane
. Dori
. Boltok
2. Raja Toga Sirait beristri Manotalan br Limbong anaknya 2
. Sirait Siahaan
. Sirait Siagian
3. Butarbutar beristri Ragi Oloan Br Sinaga anaknya 3
. Simananduk
. Simananti
. Huta Gorat
Raja Mangarerak anaknya 1.Dan Putrinya 1
1. Raja Toga Manurung anaknya 3.
. Hutagurgur.
. Hutagaol.
. Simanoroni.
putri Raja Mangarerak :
. Boru Similingiling
Gi mana cara nya ingin menghapus atau menghilang kan marga sirait
BalasHapusGimana cara nya menghapus atau menghilang kan marga sirait.
BalasHapusGimana cara nya menghapus atau menghilang kan marga sirait.
BalasHapusMasih ada kah makam raja Sitorus🙏🙏
BalasHapusJadi sirait ada berapa.. Kenapa siahaan sama siagian tidak pernah menngaggap dia sirait...????
BalasHapus